Pertentangan antara kedua sekutu itu pertama kali muncul pada hari Minggu (28/11) ketika beberapa organisasi berita melaporkan detail dari seperempat juta kabel diplomatik rahasia AS yang dirilis oleh whistle blower online WikiLeaks.
Menurut kabel itu, AS telah bertahun-tahun memimpin upaya rahasia untuk menyingkirkan uranium diperkaya tinggi dari Pakistan, khawatir itu akan digunakan untuk membuat perangkat nuklir ilegal.
Pemerintah AS telah lama mengungkapkan kekhawatirannya bahwa ekstrimis di Pakistan bisa menarget program nuklir negara itu dalam upaya untuk mencuri senjata atau material yang dibutuhkan untuk membangunnya.
Islamabad bersikukuh bahwa senjata nuklirnya berada di tangan yang aman dan Presiden AS Barack Obama telah setuju. Tapi kabel-kabel yang bocor itu dilaporkan mengungkapkan bahwa AS memiliki keraguan dan bentrok dengan Pakistan atas isu tersebut.
"Tidak seorang pun bisa menyentuh fasilitas dan aset nuklir Pakistan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Abdul Basit.
Kelompok militan memulai kampanye pengeboman nasional di seluruh Pakistan pada tahun 2007, tahun ketika upaya-upaya rahasia dimulai menurut kabel-kabel itu.
Sejak saat itu AS telah melakukan berbagai upaya rahasia gagal untuk menyingkirkan uranium diperkaya tinggi reaktor Pakistan yang ditakutkan Amerika bisa dialihkan untuk digunakan dalam perangkat nuklir ilegal, menurut The New York Times, salah satu dari beberapa organisasi berita yang menerima bocoran kabel itu lebih awal.
Mantan duta besar AS Anne Patterson melaporkan di bulan Mei 2009 bahwa Pakistan menolak untuk menjadwalkan kunjungan oleh pakar teknis Amerika karena seperti yang dikatakan oleh seorang pejabat Pakistan, "Jika media lokal mendapat kabar tentang penyingkiran bahan bakar itu, mereka pasti akan memotretnya sebagai AS mengambil alih senjata nuklir Pakistan," ujarnya.
Rumor bahwa AS berniat menyita senjata nuklir Pakistan telah berkontribusi pada sentimen anti-AS yang kuat di negara itu terlepas dari bantahan yang diberikan oleh pemerintah AS.
Basit, juru bicara Kementerian Luar Negeri, mengonfirmasi bahwa Pakistan menolak permintaan Washington untuk menyingkirkan bahan bakar dari reaktor tapi membantah telah menghasilkan uranium diperkaya tinggi. Dia mengkritik WikiLeaks karena merilis dokumen-dokumen itu.
"Kami mengecam pengungkapan tak bertanggung jawab dari dokumen-dokumen resmi sensitif," ujar Basit. (kopasmurni:suaramedia)
0 komentar:
Posting Komentar